Ma’ Popa’ Dokko Maria Pare di Toraja Utara

Ma’ Popa’ Dokko Maria Pare di Toraja Utara

Read Time:56 Second

Ma’ papo’ Dokko adalah salah satu prosesi kedukaan masyarakat suku Toraja yang hanya dapat dilakukan di beberapa wilayah dan turunan kaum tertentu. Dalam bahasa Indonesia, artinya mendudukkan. Dalam prosesi ma’ popa’ dokko ini mulanya mayat akan dibersihkan, lalu didandani dengan pakaian adat, setelah itu akan didudukkan selama 3 hari.

Almarhumah Martina Pare menghadap sang khalik pada usia 70 tahun, meninggalkan 7 anak terkasih. Dia didudukkan dalam pakaian adat putih, dikelilingi oleh pakaian-pakaian yang ia sering kenakan, di pinggangnya dililitkan 7 gayang (senjata tradisional) yang terbuat dari emas.

“Mama dulunya seorang penari, jadi di tongkonan kami dulu pernah diadakan Ma’ bua (Ibadah syukuran Tongkonan), tapi dulu itu masih aluk todolo (kepercayaan masyarakat Toraja) belum kristen dan mama juga belum dibaptis saat itu, saat itu mama menari bersama teman-temannya, makanya ada kami lilitkan gayang di pinggangnya” ucap anak Almarhumah.

“Setelah nanti di-popa’ dokko ini mama, mama akan dibalun (mayat dibungkus bersama pakaian-pakaian) baju-bajunya yang sering dia pakai nanti akan membungkus mengelilingi sampai mama bentuk bundar. Tidak semua orang juga bisa ma’ balun (membungkus mayat) sembarang, ada orang tertentu” lanjutnya.

Tongkonan Pemanukan, Deri’, Toraja Utara