Share
CELEBESIMAGES, Makassar – Pusat Komunitas Pemberdayaan Kasih Bunda di Makassar menjadi sorotan atas kreativitas para perajinnya yang menganyam berbagai produk berbahan baku eceng gondok.
Tanaman air yang sering dianggap sebagai gulma ini diubah menjadi barang bernilai tinggi, seperti tas, miniatur kapal phinisi, hiasan baju bodo, topi, dan tudung saji. Produk-produk ini tidak hanya menarik minat lokal, tetapi juga menjadi daya tarik bagi turis asing yang berkunjung ke Makassar.
Dengan harga yang bervariasi mulai dari Rp80 ribu hingga Rp2 juta, produk anyaman eceng gondok ini telah dipasarkan ke sejumlah hotel ternama di kota tersebut.
Selain menjadi sumber penghasilan bagi para perajin, kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya meningkatkan kesadaran lingkungan. Eceng gondok, yang sering menjadi penyumbat aliran air, dimanfaatkan secara kreatif untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap ekosistem perairan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa eceng gondok tidak selalu menjadi masalah. Dengan sentuhan kreativitas, tanaman ini bisa menjadi sumber penghidupan sekaligus alat edukasi tentang pentingnya menjaga ekosistem perairan yang sehat,” ujar Yanti pengurus Komunitas Pemberdayaan Kasih Bunda.
Komunitas ini tidak hanya fokus pada produksi kerajinan tangan, tetapi juga aktif memberikan pelatihan dan pendidikan kepada masyarakat sekitar tentang pemanfaatan eceng gondok secara berkelanjutan.
Harapannya, kegiatan ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk turut serta dalam upaya pelestarian lingkungan sambil mengembangkan potensi ekonomi kreatif.
Dukungan dari pemerintah dan pihak swasta dinilai penting untuk memperluas pasar dan meningkatkan kesejahteraan para perajin. Dengan semangat kolaborasi, Komunitas Pemberdayaan Kasih Bunda berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
Naskah : Jian Parawansyah
Foto : Muchtamir




